Halo pren! Oke untuk potingan kali ini Ane beri Judul THE
POWER OF JAN*OK. What The Jancok? Jancok,cuk,cok,atau coeg. Merupakan sebuah
kata sisipan yang sering dipakai Di Daerah JAWA TIMUR oleh kalangan Arek
Suroboyo,Malang,Gersik,Lamongan dan daerah sekitarnya. Kata jancok/jancuk pun biasa digunakan untuk mengungkapkan rasa
Marah,Kesal,Dan keakraban.
Di kalangan lidah para pemuda atau remaja atau anak
muda ( podo wa’e ) sendiri pun sudah
merupakan makanan lauk mereka sehari-hari. Gx lengkap klu gx ada ‘’coeg” :v / .
Kata “JANCOK” sendiri pun sudah menjadi sisipan kalimat
sapaan, utuk mengungkapkan kemarahan atau menunjukkan kedekatan hubungan antara
teman.
CONTOH ( jangan di tiru :v ) ;
“piye kabre cuk?”
.“Allhamdulilah.. apik cuk!” (“bagaimana kabarnya cuk?” “Alhamdulilah..baik
cuk)
“delok opo kon! Cuk!”.
“lapo cuk?” (“liat apa kau cuk!” “kenapa
cuk?”)
“JANCOK!!!! Iki sempak
sopo??!!!” (“JANCOK!!! Ini kolor siapa??!!”)
“pak! Kulo pamitan
disek..”(ora wedi soal ne enek bapa’e) (“pak! akupamitan dulu..” [gx berani
karena ada bapaknya]
TAPI! Ingat! Terkadang orang yang mendengarnya pun tidak
senang dan tersinggung, malah ikut EMOSI
juga, karena gx terima dikatain “coeg” :v seperti itu . BECAUSE.. makna “JANCOK” itu sendiri merupakan kata MAKIAN yang
berarti BANGSAT! BERENGSEK! SIALAN!
Dan kata Makian lainnya.
Menurut sejarah, Kata
“Jancok” konon berasal dari kata bahasa Asing yang memiliki makna biasa saja.
Karena salah di makna oleh orang-orang
jaman dulu, sehingga menjadi kata emosian sampai sekarang..
DI ZAMAN KEDATANGAN ARAB: “Da’suk”yang artinya “tinggalkanlah
keburukan, dan jika di ucapkan l logat
suroboyo menjadi “Jancuk” :V
DI ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA : “Yantye Ook” yang artinya “kamu juga”
popular di kalangan indo-blanda ,dan sekarang berubah jadi “jancuk” atau
“dancok”.
DI ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG : ‘’Sudanco” yang artinya “ ayo cepat”.
Karena kekesalan pemuda Surabaya saat itu, kata perintah dipelestkan jadi
“Dancok”.
Menurut Sujiwo Tedjo mengatakan:
“Jancuk” itu ibarat sebilah pisau. Fungsi
pisau sangat tergantung dari user-nya dan suasana psikologis si user.
Kalau digunakan oleh penjahat, bisa jadi senjata pembunuh. Kalau digunakan oleh
seorang istri yang berbakti pada keluarganya, bisa jadi alat memasak. Kalau
dipegang oleh orang yang sedang dipenuhi dendam, bisa jadi alat penghilang
nyawa manusia. Kalau dipegang orang yang dipenuhi rasa cinta pada keluarganya
bisa dipakai menjadi perkakas untuk menghasilkan penghilang lapar manusia.
Begitupun “jancuk”, bila diucapkan dengan niat tak tulus, penuh amarah, dan
penuh dendam maka akan dapat menyakiti. Tetapi bila diucapkan dengan kehendak
untuk akrab, kehendak untuk hangat sekaligus cair dalam menggalang pergaulan,
“jancuk” laksana pisau bagi orang yang sedang memasak. “Jancuk” dapat mengolah
bahan-bahan menjadi jamuan pengantar perbincangan dan tawa-tiwi di meja makan.Jancuk merupakan simbol keakraban. Simbol kehangatan. Simbol
kesantaian. Lebih-lebih di tengah khalayak ramai yang kian munafik, keakraban
dan kehangatan serta santainya “jancuk” kian diperlukan untuk menggeledah sekaligus
membongkar kemunafikan itu.
Maka perlu dingat pren.. Dalam ucapan kita harus di mengerti yang
namanya sopan santun dan adab dalam berbicara. Karena Omongan kita
,menggambarkan cerminan diri kita dan prilaku. Boleh saja berkata “COEG!” :v
tapi pada tempat nya atau diperhalus “coeg...”. Gambarnya kaya pemulung nemuin
duit 2M di tempat sampah ,lalu jadi Miliyader.. (Eh, gx ada hubunganya kan :v
?) MEMANG… :v
Mungkin itu saja Potingan Ngco utuk kali ini.. Semoga Post ini bisa
membuat anda berpikir sejenak sudah berapa banyak JAN*OK yang anda ucapkan
sampai sekarang :V